Sehingga penegakan hukumnya pun berbeda-beda. Salah satu alasan mengapa pemberantasan pembajakan produk masih sulit dilakukan di Indonesia adalah kelemahan penegakan hukum.
3. Perbedaan Nilai
Masyarakat Asia memiliki jiwa kewiraswastaan yang tinggi dan terkadang tidak memiliki kendala moral untuk memakai atribut produsen lain untuk kepentingan sendiri. Selain itu, Asia memiliki budaya dan cara pandang yang berbeda terhadap konsep kepemilikan.
Masyarakat barat yang lebih individualistis mengutamakan nilai individu, sementara masyarakat Asia menekankan kepentingan bersama. Oleh sebab itu ide ataupun konsep cenderung dianggap sebagai milik bersama, dapat diakses dan dimanfaatkan semua orang.
Perbedaan nilai ini juga berlaku di kalangan konsumen, di mana konsumen cenderung kurang sadar dampak hukum dan moral saat membeli barang bajakan. Contohnya, tidak begitu peduli bahwa pembajakan adalah pencurian, dan sebagainya.
Selain ketiga penyebab di atas, alasan lain yang mendasari konsumen bersedia membeli barang tiruan adalah tekanan sosial untuk membuat orang lain terkesan dengan membeli barang-barang bermerek, juga kurangnya kesadaran terhadap ciri-ciri barang asli.
Itulah informasi singkat tentang penyebab produk bajakan masih banjir peminat.
(Nadya Kurnia)