“Inovasi, janganlah berhenti berinovasi, teknologi terus berkembang, kita harus pastikan bahwa usaha kita ada dalam lingkungan ekosistem inovasi digital. Kedua, adaptasi, di tengah pandemi dan tantangan ekonomi, usaha yang maju adalah usaha yang mampu beradaptasi. Ada usaha yang tidak bisa beradaptasi, akhirnya tidak bisa berkembang dan bersaing,” jelas menteri yang juga pengusaha itu.
“Ketiga yang paling penting adalah kolaborasi. Dulu kita asyik berkompetisi, tapi ternyata pandemi ini mendidik kita untuk harus lebih mengedepankan kolaborasi. Bagaimana kita bisa berkolaborasi mencari usaha-usaha yang mungkin untungnya tidak terlalu tinggi, tapi lebih bermanfaat dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” lanjut Sandiaga.
Sebagai informasi, AKI merupakan program Kemenparekraf RI untuk mendorong pengembangan sektor ekonomi kreatif dari sisi peningkatan kapasitas pelaku usaha kreatif dan fasilitasi perluasan akses pasar produk kreatif dengan menyelenggarakan pameran bagi para pelaku ekonomi kreatif pada subsektor kuliner, kriya, fesyen, musik, film, animasi, aplikasi, dan permainan.
Melalui AKI, Menparekraf Sandiaga berusaha untuk menghidupkan harapan serta semangat baru bagi para pelaku usaha ekraf khususnya UMKm yang dapat dijadikan momentum kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif di masa pandemi COVID-19.
“Antusiasme masyarakat dan pelaku ekonomi kreatif dengan Apresiasi Kreasi Indonesia ini sangat tinggi. Kita harapkan ini akan menjadi penyemangat untuk kebangkitan ekonomi kita,” tutupnya. (TYO)