Setelah paltform digital untuk pertanian, penjual pasar, dan perusahaan tambang, peserta yang berhak lolos ke babak berikutnya adalah Abdul Latif Wahid Nasution dengan usahanya Kepul yang merupakan platform digital. Kepul didesain untuk memudahkan masyarakat menjual sampah mereka. “Jasa yang ditawarkan Kepul adalah menjual sampah dengan mudah, mendapatkan uang dari sampah, sekaligus menyelamatkan lingkungan,” kata anak Medan, Sumatera Utara ini.
Omzet yang berhasil dikumpulkan saat ini mencapai Rp300 juta perbulan hasil dari menjual sampah dari masyarakat ke perusahaan-perusahaan yang menampung sampah, termasuk waste oil atau jelantah. “Program Kepul banyak sekali yang sudah berjalan seperti belanja sembako, makan di kafe hingga pergi umrah pakai sampah,” ucapnya.
Sedangkan SIAB Indonesia, perusahaan yang didirikan Ratih Rachmatika dari Jawa Timur merupakan perusahaan yang mengembangkan platform digital untuk membantu perusahaan yang bergerak di bidang distribusi air bersih sepeti PAM dan PDAM. SIAB dapat mengontrol dan mendeteksi kerusakan pipa air serta kebersihan air.

Untuk nama-nama dari empat kategori lainnya, yaitu Industri, Perdagangan, Jasa, Boga, Sosial, dan Kreatif masing-masing ada lima hingga delapan peserta yang berhak melaju ke babak berikutnya. Tahun ini peserta WMM sangat kompetitif sehingga ada beberapa kategori yang terpilih lebih dari 5 pemenang.
Beberapa di antaranya adalah Syamsuria Syamsuddin (Duta Samudera Indonesia), Novitha Herawati (CV Nusantara Jaya Food), Adnan Yatim (Helper Indonesia), Martalinda Basuki (Cokelat Klasik), dan Nurman Farieka Ramdhany ( Hirka).