Meski ada pengurangan karyawan untuk sejumlah startup, namun peristiwa ini belum bisa disebut sebagai guncangan yang luar biasa seperti yang terjadi pada industri internet tahun 1990-an.
Hal ini seperti yang disampaikan Rudiantara, Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia. Ia menyebut bahwa apa yang terjadi saat ini bukanlah bubble burst. Ia menambahkan bahwa jika pun ada letupan-letupan, itu masih merupakan hal yang wajar.
Adapun valuasi yang terlalu tinggi memang dinilai rawan menyebabkan terjadinya bubble burst. Menurut CEO Mandiri Capital, Eddi Danusaputro, menilai bahwa dari kacamata investor valuasi yang ada pada startup dinilai terlalu berlebihan.
Menurut Eddi, valuasi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir memang cukup tinggi. Valuasi startup semestinya lebih masuk akal dengan adanya liquidity crunch. Sementara itu, ia menilai bahwa efisiensi yang terjadi di banyak startup seperti yang terjadi saat ini merupakan sesuatu yang positif.
Itulah ulasan IDXChannel tentang mengenal apa itu bubble burst yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber. Meski terjadi serempak, namun fenomena PHK karyawan beberapa startup ini bukanlah sebuah bubble burst dalam industri teknologi.