Ia terus mengembangkan reputasinya dengan membangun Financial Futures and Options Department dan juga mengepalai Mortgage and Real Estate Products Group. Kariernya demikian cemerlang hingga membuatnya berhasil menjadi Kepala First Boston.
Sayangnya, ia harus mengalami kegagalan di tahun 1986. Departemen yang dipimpinnya harus mengalami kerugian hingga mencapai USD100 juta lantaran keliru dalam memprediksi tingkat suku bunga. Reputasi dan karier Larry Fink yang dibangun selama ini pun runtuh seketika.
Dua tahun kemudian, Fink pun meninggalkan First Boston pada 1988. Ia kemudian bertemu dengan Stephen Allen Schwarzman yang tengah tengah mengembangkan Blackstone.
Schwarzman kemudian mengajak Larry Fink untuk membangun perusahaan joint venture dengan nama Blackstone Financial Management.
Dengan dana awal sebesar USD5 juta, Fink pun berhasil membuat dana yang dikelola perusahaan tersebut membengkak hingga mencapai USD8 miliar. Belajar dari pengalaman kegagalannya di First Boston, Fink lebih berhati-hati dan cermat dalam dalam mengendalikan risiko pengelolaan dana di perusahaan tersebut.
Larry Fink kemudian bekerja sama dengan Pittsburg National Corporation (PNC). Perusahaan keuangan yang tengah aktif membeli perusahaan ini pun akhirnya mengambil alih Blackstone dari Schwarzman. Dengan nilai mencapai ratusan juta dolar Amerika Serikat, PNC pun berhasil membeli Blackstone dari Schwarzman.
Pada 1994, Blackstone Financial Management pun berubah menjadi BlackRock. Perusahaan kecil ini memulai perjalanannya hanya dengan delapan karyawan. Tak disangka, Blackrock kini berhasil menjadi perusahaan manajemen aset terbesar di dunia dengan dana kelolaan mencapai USD10 triliun.