sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Siapa Bapak Sejarah Indonesia? Kenalkan Sartono Kartodirdjo yang Punya Banyak Karya

Milenomic editor Mohammad Yan Yusuf
10/10/2022 11:47 WIB
Siapa bapak sejarah Indonesia? Apakah bapak proklamator? Atau Guru Bangsa? Tentunya dua itu telah menyandang nama besar dan layak Bapak Sejarah Indonesia.
Siapa Bapak Sejarah Indonesia? Kenalkan Sartono Kartodirdjo yang Punya Banyak Karya. (FOTO: Wikipedia)
Siapa Bapak Sejarah Indonesia? Kenalkan Sartono Kartodirdjo yang Punya Banyak Karya. (FOTO: Wikipedia)

Dalam bukunya yang berjudul Membuka Pintu Bagi Masa Depan, ia mengatakan bahwa dirinya sudah disiplin sejak masa sekolah di HIS. Selain bersekolah, saat itu Sartono sudah melakoni banyak pekerjaan seperti mengisi bak mandi, mencuci pakaian hingga mengepel lantai.

Pada tahun 1934, Sartono melanjutkan pendidikannya ke sekolah MULO di Surakarta. Saat bersekolah di sana, Sartono memiliki kegemaran dalam membaca, menulis hingga bahasa.

Selanjutnya pada tahun 1936, Sartono pindah ke HIK yakni sekolah menengah guru. Setelah itu, ia memulai kariernya sebagai guru di sekolah Schakel School (Sekolah Peralihan) di Muntilan.

Setelah Sartono tamat Sekolah Guru Xaverius pada tahun 1941, ia pun menjadi guru di HIS swasta di Salatiga. Lalu, ia berpindah mengajar di Sekolah Rakyat Salatiga. Belum puas mengenyam pendidikan yang akhirnya menjadikannya seorang guru, Sartono melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia. 

Ia mengambil Jurusan Sejarah Fakultas Sastra di Universitas Indonesia. Lulus dari Universitas Indonesia, Sartono terbang ke Amerika untuk melanjutkan studinya di Yale University. Di bawah bimbingan dari Prof. Dr. H. J. Benda, Sartono mendapat tawaran untuk melanjutkan pendidikannya kembali di Amsterdam, Amerika.

Siapa Bapak Sejarah Indonesia? Kenalkan Sartono Kartodirdjo yang Punya Banyak Karya. (FOTO: Shopee)

Karya Sartono

Masa pasca Sartono lulus dari Universitas Indonesia adalah masa ketika kemerdekaan Indonesia masih berusia dini. Belum banyak referensi ataupun pengetahuan sejarah yang diketahui masyarakat.

Saat gelar akademik tertinggi sudah diraih oleh Sartono, ia tidak lantas berpuas diri. Setelah kembali ke Indonesia, Sartono melakukan pembenahan dan pengembangan ilmu di jurusan Sejarah Universitas Gadjah Mada.

Berkat upayanya dalam mengembangkan pendidikan sejarah di kampus tempatnya mengajar, ia mendapatkan penghargaan bergengsi yakni Benda Prize sebagai apresiasi dari H.J Benda pada tahun 1977.

Halaman : 1 2 3
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement