sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Simak Sejarah Saham BBHI yang Diakuisisi oleh Chairul Tanjung Senilai Rp308 miliar

Market news editor Shifa Nurhaliza Putri
07/10/2022 09:35 WIB
Sejarah Saham BBHI atau kode emiten dari PT Allo Bank Indonesia Tbk (dahulu Bank Harda Internasional Tbk/Bank BHI) sangat perlu dicermati.
Simak Sejarah Saham BBHI yang Diakuisisi oleh Chairul Tanjung Senilai Rp308 miliar. (Foto: Sejarah Saham BBHI)
Simak Sejarah Saham BBHI yang Diakuisisi oleh Chairul Tanjung Senilai Rp308 miliar. (Foto: Sejarah Saham BBHI)

IDXChannel - Sejarah Saham BBHI atau kode emiten dari PT Allo Bank Indonesia Tbk (dahulu Bank Harda Internasional Tbk/Bank BHI) sangat perlu dicermati. Sebelumnya bernama Bank Arta Griya, perusahaan kembali menjadi Bank Harda Griya hingga tahun 1996. 

Bank Harda pada awalnya dimiliki oleh Tamara Group (juga dimiliki oleh Bank Tamara) dengan Rachman Hakim (pengusaha pemilik tambang kaolin dan dealer sepeda motor) yang fokus pada sektor industri, namun saat ini Hakim memiliki Semua saham tersebut dikelola oleh Bank PT Hakim Putra Perkasa.

Perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015. Bank tersebut dikatakan telah mengejutkan industri keuangan dan OJK dengan menjual produk investasi ilegal FTC (Forward Trade Confirmation) yang dijual oleh perusahaan induknya PT Hakim Putra tahun itu, tetapi manajemen kemudian Berhenti dan mengklaim tidak ada penjualan yang dilakukan. Jauh setelah diumumkan pada tahun 2020.

Pada 2 November 2020, Mega Corp mengakuisisi Bank Harda International senilai Rp308 miliar. Mega Corp telah berjanji untuk meningkatkan modal Bank Harda Internasional menjadi bank BUKU I dengan modal inti di atas Rp1 triliun. Saat diakuisisi, modal inti Bank Harda Internasional hanya Rp300 miliar.

Nama Bank Harda akan menjadi Allo Bank pada 30 Juni 2021. Allo adalah singkatan dari All-in-One (“Semua dalam Satu”). Allo Bank adalah bank digital dengan peluncuran aplikasi di Allo Bank Festival pada 20 Mei 2022. Selain Mega Corpora (saat ini memegang 60,9% saham), pemegang saham lain seperti Bukalapak (11,5%) dan PT Indolife Investama Perkasa (6%) baru saja bergabung.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement