Namun Lamborghini tetap saja bangkrut pada 1978. Meskipun bangkrut, perusahaan Lamborghini saat itu ditempatkan dalam skema receivership, yakni sebuah skema yang melindungi perusahaan bermasalah.
Lalu seorang perwakilan akan mengurus semua aset milik perusahaan hingga dibeli oleh pihak lain. Saat Lamborghini dalam status ini, perusahaannya dibeli oleh Jean-Claude dan Patrick Mimran pada 1980.
Kemudian tujuh tahun setelahnya Mimran bersaudara menjual perusahaan ke Chrysler Corportation. Selama dikelola oleh Mimran, Lamborghini menambah dan meluncurkan model-model baru.
Kemudian Chrysler menjual Lamborghini ke sebuah perusahaan investasi bernama Megatech, yang terdiri dari perusahaan Malaysia (Mycom Setdco) dan perusahaan Indonesia V’Power, pada 1994.
Artikel International Herald Tribune pada Februari 1994 menyebutkan Megatech dimiliki oleh Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, dan membeli Lamborghini seharga USD40 juta. Megatech lalu menjual Lamborghini ke Audi AG pada 1998.