Di sisi lain, dari hasil survei menyebutkan, lebih dari 51% Gen Z bekerja dengan kondisi mental yang tidak sehat. Hal itu karena mereka tidak mendapat training atau pelatihan saat masuk kerja.
“Gen Z banyak yang tidak merasakan training atau program sebelum bekerja, sehingga mereka mudah mengalami stres. Padahal sebenarnya perusahaan harus memberikan pengenalan tentang job desk kepada Gen Z,” jelasnya.
Selain itu, Gen Z juga merasa banyak perusahaan tidak memberikan benefit yang sesuai kepada mereka. Misalnya saja benefit dari segi kesehatan.
“Gen Z membutuhkan healthy benefit untuk medical check up. Sebenarnya perusahaan sudah memberikan itu, tapi para Gen Z tidak merasa cukup, jadi mereka merasa tidak puas dengan hal itu. Alhasil mereka memilih pindah,” tutup Wulan.