"Jadi nanti kalau masyarakat misalnya bansos tidak dapat, bisa lapor. Akan dilakukan pendataan ulang lagi, face recognition atau biometrik, sehingga kesalahan untuk target bansos maupun cash transfer akan sangat kecil," katanya.
Luhut menegaskan bahwa pengembangan sistem ini sepenuhnya dikerjakan oleh talenta digital Indonesia tanpa harus membeli perangkat lunak dari luar negeri.
"Ya, itu lagi dikerjain semua sekarang oleh anak-anak Indonesia. Kita belum ada beli-beli dari luar, semuanya dikerjain dari dalam negeri," tuturnya.
Dengan adanya sistem baru ini, pemerintah berharap penyaluran bansos menjadi lebih transparan, akurat, serta mengurangi potensi terjadinya penyalahgunaan data maupun ketidaktepatan sasaran.
(Rahmat Fiansyah)