Hal ini dimungkinkan karena adanya pola perjalanan yang fleksibel, di mana pelanggan naik dan turun di berbagai stasiun sepanjang rute, tidak hanya dari stasiun awal hingga tujuan akhir.
“Kami melihat pola perjalanan masyarakat semakin dinamis. Banyak pelanggan yang memanfaatkan perjalanan antarkota secara lebih fleksibel. Hal ini memungkinkan satu tempat duduk digunakan oleh lebih dari satu pelanggan dalam satu rangkaian perjalanan,” tutur Anne.
Layanan kereta kelas ekonomi juga menjadi primadona masyarakat. Pasalnya, okupansi kelas ekonomi selama periode 17–21 April mencapai 88 persen atau 486.584 pelanggan dari 553.663 tempat duduk yang tersedia.
“Khusus pada Jumat okupansi kereta jarak jauh seluruh kelas telah mencapai 94 persen atau 159.057 tiket dari 169.747 kursi yang tersedia. Angka ini diperkirakan masih akan terus bertambah seiring dengan masih berlangsungnya proses penjualan tiket,” ujarnya.
(Fiki Ariyanti)