China membukukan rekor infeksi COVID-19 tertinggi lainnya pada hari Senin setelah terjadi gelombang demonstrasi yang luar biasa di seluruh negeri atas kebijakan zero Covid-19. Hal itu belum pernah terjadi sebelumnya sejak Presiden Xi Jinping mengambil alih kekuasaan satu dekade lalu.
Akibat hal itu, bursa saham dan harga minyak turun tajam pada hari Senin. Itu karena protes yang jarang terjadi menimbulkan kekhawatiran tentang manajemen kebijakan Zero-Covid China dan dampaknya terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia.
Sementara itu, lembaga sensor China berusaha keras untuk menghapus gambar dan postingan terkait. Selama akhir pekan, pengunjuk rasa di kota-kota termasuk Wuhan dan Lanzhou membatalkan fasilitas pengujian COVID, sementara mahasiswa berkumpul di kampus-kampus di seluruh China dalam aksi yang dipicu oleh kemarahan atas kebakaran apartemen akhir pekan lalu di Kota Urumqi di ujung barat yang menewaskan 10 orang.
Kebakaran mematikan itu memicu spekulasi bahwa pembatasan COVID di kota itu, yang sebagian telah dikunci selama 100 hari, telah menghalangi penyelamatan, yang dibantah oleh pejabat kota.
Kerumunan di Urumqi turun ke jalan pada Jumat malam, meneriakkan "Akhiri penguncian!", menurut video yang tidak diverifikasi di media sosial. Aksi tersebut diikuti oleh masyarakat di kota-kota lain. Seperti dii Beijing, kerumunan besar berkumpul lewat tengah malam pada Minggu (27/11/2022).
(FRI)