"Apakah masa tenang pernikahan ini adalah bentuk kebebasan dalam pernikahan," kata salah satu warganet di Weibo yang mendapatkan lebih dari 22 ribu likes.
Warganet lain pun ikut berseloroh. "Di mana hak saya untuk bercerai?".
Pemerintah China saat ini kesulitan menahan laju anjloknya kelahiran meski berbagai kebijakan telah diluncurkan untuk mendorong lebih banyak anak lahir.
Berdasarkan data The Paper, salah satu situs berita yang berbasis di Shanghai, angka kelahiran di China pada semester I-2024 tercatat hanya 3,43 juta jiwa, yang merupakan angka terendah sejak 1980.
Kementerian Urusan Sipil China saat ini tengah melakukan uji publik atas aturan soal pernikahan dan perceraian tersebut hingga 11 September 2024. Dengan aturan itu, calon mempelai hanya cukup menunjukkan kartu identitas dan surat pernyataan mereka memenuhi syarat untuk menikah.
Dengan penghapusan hukou, para pasangan muda akan memiliki lebih banyak otonomi atas keputusannya untuk menikah. Selain itu, kemudahan ini juga bisa mengurangi tradisi "mahar" di China di mana calon mempelai pria memberikan hadiah kepada keluarga perempuan yang biasanya memakan biaya sangat besar.
(Rahmat Fiansyah)