Ketiga, Khofifah mendorong dilaksanakannya simulasi, gladi dan latihan-latihan secara terpadu. Sehingga masing-masing sektor mengerti apa yang akan dilakukan pada saat terjadi bencana alam.
"Keempat, mohon diperkuat koordinasi antar lembaga dalam satu klaster penanganan darurat agar penanggulangan bencana semakin profesional. Terakhir, monitoring dan pemantauan perkembangan cuaca di wilayah masing-masing harus dilakukan secara terus-menerus," jelas Khofifah.
Khofifah mengatakan, Jatim memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang berpotensi terjadinya bencana. Baik yang disebabkan faktor alam dan non alam maupun faktor kesalahan manusia yang menyebabkan kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
"Ke depan, tantangan terhadap penangulangan bencana akan semakin berat, mengingat bencana yang terjadi saat ini secara intensitas dari tahun ketahun mengalami peningkatan," terangnya.
(NDA)