"Jika ternyata AS dan koalisinya dapat memulihkan keamanan, maka saya pikir mereka akan kembali. Namun saat ini mereka masih belum yakin," tambahnya.
Maersk, perusahaan pelayaran peti kemas terbesar kedua di dunia, mengatakan bahwa pihaknya sedang bersiap untuk memulai kembali aktivitas pelayaran di Laut Merah. Namun, perusahaan memperingatkan bahwa ancaman serangan belum sepenuhnya hilang.
Pentagon mengatakan bahwa inisiatif keamanan Laut Merah yang dipimpinnya - yang diberi nama Operasi Penjaga Kemakmuran - diikuti Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, Spanyol, Australia, dan Yunani, serta beberapa negara lain yang tidak ingin disebutkan namanya.
"Jika Amerika Serikat mulai menembaki kamp-kamp Houthi, hal itu akan meningkatkan risiko, bukan menguranginya," kata Cancian.
"Jadi saya rasa perusahaan pelayaran tidak akan tergesa-gesa untuk memulai kembali aktivitas di kawasan tersebut," lanjutnya. (WHY)