IDXChannel - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Keduanya menyerukan gencatan senjata selama 21 hari antara Israel dan kelompok Hizbullah.
"Kondisi ini tidak menguntungkan siapa pun, baik rakyat Israel maupun Lebanon," kata pernyataan bersama yang dirilis Gedung Putih, dilansir dari AFP pada Kamis (26/9/2024).
"Kami menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari di perbatasan Lebanon-Israel untuk memberi ruang bagi diplomasi," kata pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut didukung sejumlah negara lainnya, termasuk Jepang, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Ketegangan antara Hizbullah dan Israel meningkat tajam dalam beberapa hari ke belakang. Kedua belah pihak saling serang dengan roket dan drone, menewaskan ratusan warga.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga mendesak gencatan senjata segera di Lebanon dan memperingatkan bahwa kondisinya akan jauh lebih buruk bila perang terbuka berskala besat pecah.
Israel mengatakan bahwa mereka menyambut baik diplomasi di Lebanon tetapi saat ini enggan menyepakati gencatan senjata.
"Kami akan menggunakan semua cara yang kami miliki, sesuai dengan hukum internasional, untuk mencapai tujuan kami," kata Duta Besar Israel di PBB Danny Danon.
Iran tidak menutup kemungkinan membantu Hizbullah melawan Israel. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memperingatkan bahwa pihaknya tidak akan berdiam diri.
"Wilayah ini berada di ambang bencana besar. Jika tidak dicegah, dunia akan menghadapi konsekuensi yang dahsyat," kata Aragchi.
Hizbullah merupakan kelompok yang berpengaruh besar di Lebanon. Grup tersebut juga memiliki persenjataan yang lebih lengkap dibandingkan Hamas yang saat ini sedang melawan Israel di Gaza, Palestina. (Wahyu Dwi Anggoro)