Di sisi lain, Kim sempat menyatakan keterbukaannya untuk kembali bertemu dengan Trump. Hal itu disampaikannya di hadapan parlemen Korut bulan lalu.
“Secara pribadi, saya masih memiliki kenangan indah tentang Presiden AS Trump,” kata Kim dalam pidatonya.
“Jika AS melepaskan obsesi kosongnya terhadap denuklirisasi dan ingin mengejar koeksistensi damai dengan Korea Utara, tidak ada alasan bagi kami untuk tidak duduk bersama AS," ujarnya.
Trump beberapa kali bertemu dengan Kim pada masa jabatan pertamanya, termasuk pertemuan di zona demiliterisasi yang disiapkan hanya dalam waktu dua hari.
Namun, hubungan kedua negara merenggang setelah Trump digantikan Joe Biden. Komunikasi antara Washington dan Beijing masih terputus meskipun Trump telah kembali ke Gedung Putih. (Wahyu Dwi Anggoro)