IDXChannel - Amerika Serikat (AS) memperkirakan biaya pembangunan pelabuhan sementara di lepas pantai Jalur Gaza mencapai USD320 juta atau sekitar Rp5,2 triliun.
Dilansir dari Reuters pada Selasa (30/4/2024), proyek tersebut bertujuan untuk mempermudah penyaluran bantuan kemanusiaan lewat jalur laut. Sebanyak 1.000 tentara AS dikerahkan untuk membangun pelabuhan sementara ini.
"Biayanya meningkat tajam," kata Senator Roger Wicker asal Partai Republik.
“Setidaknya USD320 juta dibutuhkan untuk dermaga dengan masa operasional hanya 90 hari," lanjutnya.
Presiden Demokrat Joe Biden mengumumkan proyek tersebut bulan lalu. Penyaluran bantuan kemanusiaan lewat laut diharapkan dapat mencegah krisis kelaparan di Jalur Gaza.
Israel membombardir Jalur Gaza sejak Oktober 2023 sebagai respons atas serangan kelompok Hamas ke wilayahnya. Aksi Israel telah menewaskan lebih dari 34 ribu warga Palestina.
Wicker dan beberapa anggota parlemen lainnya mempertanyakan upaya pembangunan pelabuhan sementara di Gaza. Mereka merasa manfaat proyek ini tidak sebanding dengan biaya dan risikonya.
“Semakin lama misi ini berlanjut, biayanya akan semakin meningkat, demikian pula risiko bagi 1.000 tentara yang dikerahkan," kata Wicker.
Gedung Putih menegaskan proyek ini bermanfaat karena dapat mengakomodasi 150 truk per hari. Risiko yang dihadapi tentara AS juga rendah karena mereka bekerja di lepas pantai dan tidak menginjakkan kaki di daratan Jalur Gaza. (WHY)