IDXChannel - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Jawa Timur (Jatim) membuat bozem atau kolam buatan raksasa untuk menampung air hujan. Hal ini dilakukan untuk mencegah banjir yang kerap terjadi di wilayah itu.
Bozem ini dibuat di Kelurahan Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Malang. Nantinya, bozem akan menampung air hujan dan mengantisipasi banjir di wilayah Soehat, Tunggulwulung, dan sekitarnya.
Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Wahyu Hidayat memastikan kesiapan bozem ini untuk mengantisipasi banjir yang kerap melanda, apalagi di tengah perkiraan cuaca ekstrim dalam beberapa hari ke depan.
"Untuk mengantisipasinya (banjir) bozem ini dibangun 2023 kemarin. Saya melihat optimalisasi dari pemanfaatan boezem ini bisa mengurangi genangan. Kalau kita cek saat curah hujan tinggi itu genangan sudah berkurang," kata Wahyu Hidayat, Kamis (29/2/2024).
Wahyu menambahkan, bozem ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Kota Malang dalam mengantisipasi genangan dan banjir di Kota Malang. Proyek ini telah selesai pada 2023 dan merupakan implementasi dari masterplan drainase Kota Malang.
"Salah satu tindak lanjut dari masterplan drainase adalah bozem. Ada dua bozem yang sudah dibangun di tahun 2023 kemarin. Selain itu, kita juga prioritaskan pemanfaatan saluran-saluran air," katanya.
Salah satu bozem yang dibangun yakni bozem di Kelurahan Tunggulwulung, yang diharapkan mampu mengurangi banjir di wilayah sekitar Soehat, Jatimulyo, dan sekitarnya.
"Bozem berkapasitas 2.871,73 meter kubik ini telah optimal untuk menampung limpah air hujan, ketika curah hujan tinggi. Karena sekarang sudah musim penghujan dan rata-rata curah hujannya hampir tiap hari, tidak satu dua jam selesai, ini hujannya awet," terangnya.
Selain bozem yang jadi perhatian, saluran irigasi yang ada di sekitarnya juga menjadi perhatian Wahyu. Pasalnya air limpahan dari kawasan Jalan Soekarno-Hatta (Soehat) dan sekitarnya, dialirkan melalui irigasi menuju bozem tersebut.
"Termasuk juga air limpahan dari perumahan-perumahan yang tidak bisa meresap ke tanah dialirkan ke sini. Juga ada saluran irigasi di sana, kalau sudah tinggi alirannya juga akan masuk ke sini. Jadi ada beberapa saluran irigasi baik dari atas atau sekitar ditampung ke (bozem) sini, agar tidak langsung turun. Karena nanti kalo airnya langsung ke bawah akan jadi genangan," beber Wahyu.
Wahyu juga memberikan sejumlah masukan untuk Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, supaya pemanfaatan boezem ini lebih maksimal.
"Untuk pengoptimalisasian penggunaan bozem, tentu tidak hanya kita bangun, tapi ada pemeliharaannya. Tadi saya kasih masukan, jadi belum ada ketinggian level air. Ini penting, agar tiap hari bisa dipantau ketinggiannya," pungkasnya.
(NIY)