IDXChannel- Pemerintah Australia mengalokasikan dana sebesar AUD1 miliar atau setara Rp10,4 triliun untuk mendukung produksi besi ramah lingkungan dan rantai pasoknya.
Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (20/2/2025), dana itu sudah termasuk upaya untuk menyelamatkan pabrik baja Whyalla di Australia Selatan sebesar AUD500 juta. Pabrik baja Whyalla ditetapkan dalam status administrasi akibat belum membayar tagihan.
Dana AUD500 juta itu akan digunakan untuk menopang operasional pabrik baja Whyalla. Sebab, Perdana Menteri Australia Selatan berkomitmen mengembangkan produksi baja rendah karbon di negara bagian tersebut.
Sebagai produsen bijih besi terbesar di dunia, Australia memperoleh lebih dari AUD100 miliar dari ekspor komoditas ini pada tahun fiskal 2023-2024. Sektor besi dan baja mendukung lebih dari 100.000 pekerjaan secara langsung maupun tidak langsung.
Australia akan menggelar pemilu sebelum Mei 2025. Salah satu kebijakan utama pemerintahan Partai Buruh di bawah program Future Made in Australia adalah memanfaatkan transisi energi bersih untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur.
Investasi dalam besi ramah lingkungan diharapkan memastikan permintaan bijih besi Australia di masa depan seiring peralihan dunia ke produksi baja rendah emisi.
Namun, transisi ini menjadi tantangan karena kemurnian bijih besi Australia yang relatif rendah. Perusahaan tambang besar seperti Fortescue, BHP, Rio Tinto, dan BlueScope Steel tengah mencari cara mengurangi karbon dalam rantai pasok baja.
Beberapa langkah strategis meliputi produksi besi hijau berbasis hidrogen dan pembangunan pabrik percontohan besi rendah karbon. Australia Selatan dipandang sebagai bagian penting dalam pengembangan besi ramah karena akses ke pelabuhan laut dalam, cadangan bijih magnetit berkualitas tinggi, serta energi terbarukan.
Beberapa perusahaan, seperti Calix, Element Zero, dan Helios Project, terlibat dalam pengembangan teknologi besi ramah di tahap awal.
(Ibnu Hariyanto)