sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Begini Seharusnya Kriteria Pemasangan Alat Pendeteksi Polutan agar Akurat

News editor Dhera Arizona
17/09/2023 18:06 WIB
Peletakan sensor pendeteksi polutan yang dipasang oleh produsen air purifier di Jakarta seharusnya sesuai dengan aturan dan standar nasional dan internasional.
Begini Seharusnya Kriteria Pemasangan Alat Pendeteksi Polutan agar Akurat. (Foto MNC Media)
Begini Seharusnya Kriteria Pemasangan Alat Pendeteksi Polutan agar Akurat. (Foto MNC Media)

Diakui, buruknya kualitas udara Jakarta memang berasal dari penggunaan moda transportasi dengan catatan polutan mencapai lebih dari 44%. Data KLHK juga menyebutkan tidak kurang dari 44% polusi udara disumbang dari emisi kendaraan bermotor, disusul industri 31%, manufaktur 10%, perumahan 14% dan komersial 1%.

Menyambung pernyataan Agus, Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria juga menyoroti terkait dengan peletakan alat detektor polusi udara yang dipasang oleh IQAir, produsen air purifier dari Swiss.

Menurutnya, detektor polutan tersebut rata-rata terpasang pada air purifier yang dibeli oleh masyarakat atau pabrik.

“Air purifier itu enggak mungkin dong diletakkan di ruangan yang sudah sehat. Alat itu diletakkan pada ruangan seperti gudang yang tertutup, berdebu serta dengan kualitas udara ruangan yang buruk,” paparnya.


Dari pemasangan alat detektor yang terpasang pada air purifier yang diletakkan di gudang itu, detektor mengirim data secara online ke dashboard yang dimiliki oleh IQAir. “Jadi yang tertera udara tidak sehat itu ya antara lain di gudang yang sebenarnya sudah terpasang air purifiernya,” jelasnya.

Dengan demikian, website IQAir itu seolah-olah membuat kualitas udara terlihat buruk sekali. “Produsen beranggapan bahwa masyarakat akan membeli produknya jika ingin kualitas udaranya baik,” imbuh dia.

Hal itu membuktikan, papar Sofyano, bahwa sejumlah data yang dirilis produsen air purifier itu mempunyai tujuan bisnis.
 
Belakangan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto sadar bahwa situs informasi kualitas udara dunia IQAir memiliki data yang tak akurat. Sebab, alat pemantau kualitas udara milik situs itu disebut ditempatkan di lokasi yang tidak sesuai dengan kajian. 
 
“Alatnya ditempatkan tidak dengan sebuah kajian, tidak (sesuai) kriteria penempatan alat. Memang misalnya kita beli ya kita bebas tempatkan di mana, ngasal saja,” kata Asep.

(YNA)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement