IDXChannel – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa, 23 Januari 2024 melakukan kunjungan kerja di Provinsi Jawa Tengah dengan mengunjungi Puskesmas Toroh 1 di Kabupaten Grobogan.
Pada kunjungannya kali ini, Jokowi mengatakan ingin melihat lebih dekat pelayanan kesehatan ibu dan anak.
“Pada hari ini, saya datang ke Puskesmas Toroh 1 di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, ingin memastikan bahwa Puskesmas memiliki USG untuk cek kehamilan,” kata Presiden Jokowi, dikutip dalam keterangan resmi Kemenkes, Rabu (24/1/2024).
Usai peninjauan, Presiden Jokowi mengatakan bahwa secara keseluruhan pelayanan kesehatan ibu dan anak disana sudah bagus, terlebih sudah dilengkapinya alat USG di Puskesmas. Presiden mengungkapkan bahwa pemerintah juga perlu melengkapi alat seperti antropometri digital di setiap Puskesmas dan Posyandu.
“Memberikan timbangan bayi yang kita berikan ke posyandu-posyandu, ada 300 ribu timbangan yang sudah kita berikan. Yang sebelumnya tidak ada, semuanya sekarang diberikan timbangan. Untuk cek berat badan bayi, panjang, dan semuanya,” ucap Jokowi.
Hal ini bertujuan sebagai menstandarisasi pengukuran berat dan tinggi badan anak tersebut.
Maka dari pengukuran itu diharapkan nantinya akan diketahui status gizi anak tersebut. Sehingga selanjutnya dilakukan intervensi agar tidak menimbulkan masalah gizi pada balita, seperti :
1. Weight faltering
Pada anak-anak yang mengalami weight faltering apabila dibiarkan akan menjadi berat badan kurang (underweight) dan berlanjut menjadi gizi kurang (wasted). Untuk itu, penanganannya apabila terjadi kondisi seperti ini perlu dilakukannya rujukan ke puskesmas untuk ditangani oleh dokter, serta diberikan makanan tambahan kaya protein selama 14 hari.
2. Gizi buruk
Pada anak yang mengalami gizi buruk yaitu diakibatkan dari kurangnya asupan gizi pada anak. Sehingga ia terlihat lebih kurus, dan jika tidak ditangani maka dapat mengganggu pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi tubuh.
Oleh karena itu, penangan yang perlu diberikan adalah merujuknya ke puskesmas dan memberikan makanan tambahan kaya akan protein hewani selama 90 hari. Namun, apabila anak tersebut terindikasi penyakit berat maka wajib dirujuk ke rumah sakit.
3. Stunting
Kondisi ini terjadi akibat pertumbuhan anak yang mengalami kegagalan sehingga menyebabkan berat dan tinggi anak dibawah rata-rata. Hal ini bisa ditangani apabila anak dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dokter spesialis anak serta konseling dengan pemberian Pangan dengan Keperluan Medis Khusus (PKMK) yang sesuai indikasi dan resep dokter anak.
Di sisi lain, pada anak dengan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal maka tetap harus diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal berisi protein hewani dan susu. Langkah ini dilakukan untuk mencegahnya dari masalah gizi pada anak.
(SAN)