Sehingga sinar matahari secara optimal jatuh ke permukaan bumi BBS, sehingga menyebabkan suhu terasa terik.
"Normal dan wajar untuk suhu, namun yang perlu dicermati adalah tutupan awan yang mana di wilayah selatan Indonesia sangat minim atau bahkan clear, sehingga sinar matahari secara optimal menyinari permukaan bumi tanpa penghalang dari tutupan awan di atmosfer," katanya.
Guswanto melanjutkan, fenomena cuaca panas terik ini diperkirakan akan terjadi sampai bulan Oktober 2024 mendatang.
Cuaca panas terik ini juga akan berkurang seiring dengan semakin banyaknya tutupan awan hujan bersamaan dengan mulainya musim penghujan, khususnya di wilayah selatan Indonesia yakni di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.
“Diprakirakan sampai dengan bulan Oktober, di mana tutupan awan akan banyak di Selatan (Jawa, Bali, Nusa Tenggara), bersamaan dengan mulainya musim penghujan di Indonesia," katanya.
(Nur Ichsan Yuniarto)