SIGMET WV merupakan salah satu jenis SIGMET yang dikhususkan untuk menginfokan perihal sebaran abu vulkanik. Letusan Gunung Marapi di Sumatera Barat terletak di area FIR Jakarta, sehingga MWO Jakarta yang bertugas untuk menerbitkan SIGMET WV untuk erupsi Gunung Marapi.
Jika letusan Gunung Marapi terdeteksi ada di area bandara (aerodrome), maka Stasiun Meteorologi wajib untuk menerbitkan METAR dan Aerodrome Warning. METAR merupakan sandi cuaca yang diterbitkan Stasiun Meteorologi secara rutin 30 menit atau 1 jam sekali. Aerodrome Warning diterbitkan Stasiun Meteorologi ketika ada fenomena cuaca signifikan yang mengganggu aktivitas penerbangan di Aerodrome, termasuk sebaran abu vulkanik.
BMKG memberikan rekomendasi berdasarkan informasi dari Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin dan VONA dari PVMBG, sehingga dipergunakan dalam Collaborative Decision Making (CDM) untuk membantu Otoritas Layanan Bandara Udara untuk memutuskan suatu bandara apakah akan tetap dibuka atau ditutup.
Berdasarkan berita SIGMET yang diterbitkan, ruang udara terdampak abu vulkanik mencapai ketinggian sekitar 15.000 meter dpl, dan abu vulkanik bergerak ke arah Barat dengan kecepatan 65 km per jam. Kemudian pada jam 17.13 WIB pergerakan abu vulkanik berubah ke arah Barat Daya.
Selanjutnya pada jam 18.18 WIB pergerakan abu vulkanik menyebar ke arah Barat Laut dengan kecepatan 28 km per jam pada ketinggian sekitar 9.000 Mdpl sedangkan pada ketinggian 15.000 Mdpl bergerak ke arah Barat Daya dengan kecepatan 83 km per jam. Hingga akhirnya pada tanggal 4 Desember 2023 jam 08.52 WIB letusan aktivitas Gunung Marapi menurun sehingga kode warna penerbangannya berubah menjadi oranye.
BMKG terus melakukan pemantauan aktivitas Gunung Marapi, baik pengamatan melalui citra satelit cuaca, maupun koordinasi dengan PVMBG, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, dan VAAC Darwin.
Berdasarkan citra satelit cuaca terkini aktivitas letusan Gunung Marapi teramati sebaran abu vulkanik bergerak ke arah Barat Daya dan berdasarkan berita SIGMET ketinggian ruang udara terdampak abu vulkanik mencapai 4.000 Mdpl. Bandara yang berpotensi terdampak abu vulkanik ialah Bandara Minangkabau.
Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau Padang, Desindra menegaskan telah dilakukan pengamatan sebaran abu vulkanik di Bandara Minangkabau dengan menggunakan paper test pada tanggal 4 Desember 2023 jam 08.00-09.00 WIB dan tanggal 5 Desember 2023 jam 08.00-09.00 WIB dengan hasil Negatif (Tidak terdeteksi Abu Vulkanik di Bandara Minangkabau Padang).
“Selanjutnya BMKG menghimbau kepada setiap pelaku jasa penerbangan dapat melakukan update informasi mengenai perkembangan situasi dari kejadian letusan gunung Marapi baik yang dikeluarkan oleh BMKG maupun pihak-pihak yang terkait,” ujarnya.
(FRI)