Pada kesempatan itu, Dwikorita juga mengingatkan kembali fenomena Badai Tropis Seroja yang melanda Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2021 sebagai contoh anomali cuaca, yang tidak sesuai teori.
“Seperti kejadian badai Tropis Seroja, itu harusnya tidak terjadi di lintang ekuator antara 10 derajat Lintang Selatan dan 10 derajat Lintang Utara. Teorinya itu badai tropis itu selalu bertindak apabila memasuki ekuator. Faktanya terjadi anomali, lahirnya itu di dalam ekuator sehingga menjadi catatan kami adanya beberapa hal yang perlu kita waspadai meskipun itu masih di peralihan,” katanya.
(Dhera Arizona)