sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bumi Semakin Panas, BMKG Paparkan Dampak Jangka Panjangnya

News editor Binti Mufarida
17/10/2023 07:44 WIB
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengajak generasi muda berperan aktif menyelamatkan bumi dari perubahan iklim.
Bumi Semakin Panas, BMKG Paparkan Dampak Jangka Panjangnya. Foto: MNC Media.
Bumi Semakin Panas, BMKG Paparkan Dampak Jangka Panjangnya. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengajak generasi muda berperan aktif menyelamatkan bumi dari perubahan iklim.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan kondisi bumi akibat perubahan iklim cukup mengkhawatirkan. Tidak hanya bencana yang secara intens terjadi dan durasinya semakin bertambah, tetapi juga krisis air yang juga berimbas pada berbagai sektor kehidupan.
 
Salah satunya yang terdampak adalah sektor pertanian di mana Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi dunia akan mengalami ancaman krisis pangan pada 2050.

 "Belum lama ini, India menolak rencana impor beras dari Indonesia karena tengah mengetatkan kebijakan ekspor guna memenuhi kebutuhan domestiknya. Situasi ini menggambarkan bahwa negara lain juga berupaya mengamankan stok pangan mereka. Kondisi cuaca dan iklim yang tidak menentu membuat banyak negara yang juga mengalami situasi sulit," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (17/10/2023). 

Berdasarkan data BMKG. secara keseluruhan 2016 menjadi tahun terpanas di Indonesia dengan nilai anomali sebesar 0.8 °C relatif terhadap periode klimatologi 1981 hingga 2020. 

Adapun 2020 menempati urutan kedua tahun terpanas dengan nilai anomali sebesar 0.7 °C, dengan 2019 berada di peringkat ketiga dengan nilai anomali sebesar 0.6 °C.

Sementara itu, lanjut Dwikorita, World Meteorological Organization (WMO) mencatat 2023 menjadi tahun dengan penuh rekor temperatur. 

Di antaranya adalah sepanjang Juni-Agustus menjadi 3 bulan terpanas sepanjang sejarah serta gelombang panas (heatwave) terjadi di banyak tempat secara bersamaan.

"Perubahan iklim memberikan tekanan tambahan pada sumber daya air yang sudah semakin langka dan menghasilkan apa yang dikenal sebagai water hotspot,” imbuhnya.

Dampak perubahan iklim, tambah Dwikorita, sudah sangat terasa di Indonesia. Namun, banyak dari masyarakat Indonesia yang tidak memahami dan mengerti bahwa cuaca ekstrem yang kerap terjadi, kejadian iklim maupun kenaikan suhu udara merupakan dampak perubahan iklim.

Kondisi ini membutuhkan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim untuk mengurangi dampak bencana hidrometeorologi dan menurunkan emisi gas rumah kaca.

Dwikorita menyebutkan, guna memitigasi ancaman krisis pangan BMKG terus melakukan literasi iklim melalui Sekolah Lapang Iklim. Sasarannya adalah petani Indonesia, di mana mereka diajarkan dan dilatih keterampilannya untuk terampil dalam memahami bagaimana strategi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di lingkungan wilayahnya, guna memperkuat ketahanan pangan Indonesia.

"Generasi muda harus terlibat dalam berbagai aksi mitigasi dan perubahan iklim termasuk mencegah laju perubahan iklim itu sendiri untuk menjaga keberlanjutan alam dan menciptakan masa depan yang lebih baik," pungkasnya. (NIA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement