Berdasarkan analisis yang dilakukan Majalah Time atas data 35 tahun Badan Penerbangan Federal yang terbit pada 2015, kursi pesawat belakang merupakan area teraman saat kecelakaan. Bagian sepertiga kursi paling belakang memiliki tingkat kematian kecelakaan 32 persen, bagian sepertiga tengah 39 persen, dan bagian sepertiga depan 38 persen.
Salah satu penyintas dalam kecelakaan tersebut, Lee Mo hanya mengingat momen dirinya mengencangkan sabuk pengaman sebelum pesawat mendarat. Setelah itu, dia tidak ingat apa-apa lagi dan tersadar bangun di rumah sakit.
"Di mana saya? Apa yang terjadi?," adalah kata-kata yang keluar pertama kali dari mulut Lee menurut Korea Times.
Lee dan rekannya duduk di kursi bagian belakang karena tugasnya sebagai pramugari dan pramugara.
Meski secara statistik paling aman, banyak kemungkinan yang bisa terjadi saat pesawat kecelakaan. Profesor Aviasi Queensland University, Doug Drury menilai, kursi yang dekat dengan pintu keluar (exit) di bagian tengah juga bisa memperbesar kemungkinan selamat karena bisa keluar paling cepat dari pesawat.