Angka itu setara dengan satu insiden untuk setiap 880.293 penerbangan. Data itu membuktikan bahwa bepergian dengan pesawat merupakan cara paling aman dari risiko kematian atau cedera bila dibandingkan bus atau kereta.
Terkait insiden Jeju Air, pilot yang mengendarai pesawat itu terbilang berpengalaman karena memiliki jam terbang hingga 7.000 jam. Pilot sebelumnya melaporkan adanya seekor burung yang menabrak mesin beberapa menit sebelum pesawat itu meluncur turun ke landasan tanpa mengaktifkan roda atau rem.
Namun, "bird strike" bukanlah satu-satunya dugaan penyebab kecelakaan. Pasalnya, ada kemungkinan terkait masalah pada mesin yang gagal menghidupkan sistem hidrolik otomatis untuk roda dan rem meski ada opsi pengaktifan secara manual.
Sementara itu, Pakar Penerbangan, David Learmount menyoroti adanya dinding beton yang ditabrak pesawat. Menurut dia, tidak seharusnya dinding itu berada di ujung runway karena amat berbahaya.
(Rahmat Fiansyah)