Swiss Re menyoroti membengkaknya biaya asuransi banjir pada 2024, yang merupakan tahun termahal ketiga untuk bahaya itu di seluruh dunia dan tahun termahal kedua untuk banjir di Eropa.
Raksasa asuransi tersebut juga menyoroti banjir besar di wilayah Teluk awal tahun ini yang mengganggu operasi Bandara Dubai, bandara internasional tersibuk di dunia.
Selain banjir, perubahan iklim juga meningkatkan frekuensi badai. Dalam beberapa bulan ke belakang, badai Helene dan Milton menghantam Amerika Serikat (AS) secara berurutan.
"Kerugian kekonomi emungkinan akan meningkat di masa depan karena perubahan iklim mengintensifkan peristiwa cuaca ekstrem," kata Swiss Re.
"Oleh karena itu, adaptasi menjadi kunci, dan tindakan perlindungan, seperti tanggul, bendungan, dan pintu air, hingga 10 kali lebih hemat biaya daripada membangun kembali," katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)