sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dunia Rugi Rp4.900 Triliun Akibat Bencana Alam Sepanjang 2024

News editor Wahyu Dwi Anggoro
06/12/2024 13:59 WIB
Dunia secara keseluruhan mengalami kerugian ekonomi sebesar USD310 miliar atau sekitar Rp4.900 triliun akibat rentetan bencana alam sepanjang 2024.
Dunia Rugi Rp4.900 Triliun Akibat Bencana Alam Sepanjang 2024. (Foto: MNC Media)
Dunia Rugi Rp4.900 Triliun Akibat Bencana Alam Sepanjang 2024. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Dunia secara keseluruhan mengalami kerugian ekonomi sebesar USD310 miliar atau sekitar Rp4.900 triliun akibat rentetan bencana alam sepanjang 2024.

Menurut laporan yang dirilis raksasa asuransi Swiss Re, angka tersebut 6 persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

"Banyak bencana alam terjadi tahun ini," kata Kepala Divisi Bencana dan Krisis Swiss Re Balz Grollimund dalam pernyataannya, dilansir dari AFP pada Jumat (6/12/2024).

Laporan Swiss Re menyebutkan bahwa meningkatnya jumlah bencana alam salah satunya disebabkan perubahan iklim. 2024 diperkirakan menjadi tahun terpanas dalam catatan sejarah.

"Perubahan iklim memainkan peran yang besar," kata Grollimund. 

Pemanasan global dapat membuat cuaca ekstrem lebih sering terjadi dan lebih intens, tidak hanya melalui suhu tinggi tetapi juga efek lanjutan dari panas ekstra di atmosfer dan laut.

Swiss Re menyoroti membengkaknya biaya asuransi banjir pada 2024, yang merupakan tahun termahal ketiga untuk bahaya itu di seluruh dunia dan tahun termahal kedua untuk banjir di Eropa.

Raksasa asuransi tersebut juga menyoroti banjir besar di wilayah Teluk awal tahun ini yang mengganggu operasi Bandara Dubai, bandara internasional tersibuk di dunia.

Selain banjir, perubahan iklim juga meningkatkan frekuensi badai. Dalam beberapa bulan ke belakang, badai Helene dan Milton menghantam Amerika Serikat (AS) secara berurutan.

"Kerugian kekonomi emungkinan akan meningkat di masa depan karena perubahan iklim mengintensifkan peristiwa cuaca ekstrem," kata Swiss Re.

"Oleh karena itu, adaptasi menjadi kunci, dan tindakan perlindungan, seperti tanggul, bendungan, dan pintu air, hingga 10 kali lebih hemat biaya daripada membangun kembali," katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement