Kondisi ekonomi Israel dapat makin memburuk jika negara tersebut melakukan pertempuran berskala besar dengan Hizbullah. Ketegangan antara kedua belah pihak meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir.
Meskipun ekonomi sedang melambat, bank sentral Israel diperkirakan tidak akan menurunkan suku bunga acuannya dari 4,5 persen sebelum tahun depan. Inflasi Israel telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan pembacaan terbaru sebesar 3,2 persen tahun-ke-tahun, di atas kisaran target 1-3 persen.
Wakil Gubernur Bank Israel, Andrew Abir, mengatakan kepada Bloomberg bulan lalu bahwa ia meragukan kondisi akan tersedia untuk pelonggaran moneter sebelum akhir tahun.
"Perang berlangsung lebih lama dari perkiraan," katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)