Perlu diingat, polusi udara tidak hanya menyerang sistem pernapasan, tetapi juga bisa mengakibatkan stroke, serangan jantung, penurunan berat badan janin, melahirkan prematur, pengentalan darah, hingga penurunan fungsi sistem syaraf pusat.
Selain itu, asap pekat berwarna hitam yang sering muncul dari PLTU, juga dapat membuat warga lain ikut merasakan suhunya terasa lebih panas dari sebelumnya.
“Dari situ kita bisa lihat dampaknya sudah dirasakan nyata oleh warga. Oleh karena itu mengganti bahan bakar fosil amat perlu dilakukan,” kata dia.
Berbagai alternatif itu, dapat dilakukan yaitu untuk meminimalisir kegiatan yang menghasilkan polusi, memanfaatkan sumber energi sinar matahari, angin, serta arus laut, yang harus makin dikembangkan sehingga membutuhkan dukungan dari berbagai sektor.
Tidak lupa Zubairi mengingatkan kepada masyarakat agar tetap menjaga kesehatan tubuhnya dan tetap memakai masker serta memanfaatkan transportasi publik sebagai upaya membantu pemerintah dalam memberantas polusi udara yang kini semakin memburuk di beberapa kota Indonesia.
(FRI)