sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Fenomena Salju Selimuti Gunung Bromo Berdampak Negatif ke Vegetasi Tanaman

News editor Avirista M/Kontributor
18/07/2024 12:50 WIB
Kemunculan salju atau fenomena embun Upas di Gunung Bromo ternyata berdampak negatif kepada flora tanaman.
Fenomena Salju Selimuti Gunung Bromo Berdampak Negatif ke Vegetasi Tanaman (FOTO:MNC Media)
Fenomena Salju Selimuti Gunung Bromo Berdampak Negatif ke Vegetasi Tanaman (FOTO:MNC Media)

"Karena ketika terjadi embun upas, bisa menyebabkan kematian dari tumbuhan yang terkena embun upas tersebut," ujarnya.

Sejauh ini kata Septi, fenomena embun upas atau frost itu tidak hanya ditemukan di kawasan Gunung Bromo di antaranya padang savana dan lautan pasir, tapi juga di kawasan sekitar Gunung Semeru, termasuk di Ranupani dan Ranu Kumbolo. Hal ini karena kawasan ini berada di ketinggian di atas 2.000 Mdpl.

"Tidak cuma di Bromo, tapi juga sekitar Ranupani, Ranu Kumbolo, dan di daerah-daerah yang sangat dingin, yang berada di dalam kawasan TNBTS bisa timbul embun upas, atau lapisan es yang terjadi dari embun yang membeku yang sangat dingin," tuturnya.

Sebagai informasi, area kawasan Gunung Bromo mulau muncul embun upas disebabkan adanya angin muson timur yang berhembus dari Benua Australia, hal ini membuat suhu udara di Gunung Bromo cukup dingin. Bahkan di beberapa waktu suhu udara di TNBTS mencapai 5 derajat. Hal ini yang disebut membuat embun upas atau frost yang menyerupai salju muncul.

Fenomena embun Upas terjadi ketika suhu udara cukup dingin berkisar antara 5 - 9 derajat celsius, dan hanya dijumpai pada pagi hari, atau sebelum matahari terbit dengan sempurna. Embun upas akan menghilang saat matahari mulai meninggi.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement