sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Gempa dan Tsunami di 13 Zona Megathurst Tak Bisa Diprediksi Kapan Terjadi

News editor Binti Mufarida
22/08/2024 10:01 WIB
Gempa dan tsunami Megathurst belum dapat diprediksi kapan akan terjadi.
Gempa dan Tsunami di 13 Zona Megathurst Tak Bisa Diprediksi Kapan Terjadi (FOTO:MNC Media)
Gempa dan Tsunami di 13 Zona Megathurst Tak Bisa Diprediksi Kapan Terjadi (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Bahaya dampak gempa dan tsunami di 13 zona Megathurst terus menghantui beberapa wilayah mulai dari Barat Pulau Sumatera melintasi Selatan Pulau Jawa dan berakhir di Laut Banda. 

Namun, gempa dan tsunami Megathurst belum dapat diprediksi kapan akan terjadi.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengajak masyarakat agar bersiap menghadapi kemungkinan terjadi hal buruk ketimbang mikir 'kapan akan terjadi'. Ia meminta agar masyarakat mengecek rumah masing-masing tahan gempa tidak hingga perbaiki tata ruang.

"Nah itu kembali lagi namanya tidak bisa memprediksi, kita gak bisa menjawab apakah bisa terjadi dalam waktu dekat? namun para pakar dan BMKG berfikir daripada repot repot nebak 'mbok ya sudah' kita siap siap saja ya Insyaallah mohon maaf kalau siap biasanya nggak akan terjadi," kata Dwikorita di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2024).

"Terjadi itu kalau kita gak siap, jadi daripada meributkan kapan atau akan terjadi dalam waktu dekat mari kita cek rumah kita sudah tahan gempa nggak, tata ruang kita, lebih baik bersiap apabila terjadi gempa jangan sampai terjadi korban jiwa. Jadi sudah ada latihan untuk melindungi diri, menyelamatkan diri seperti itu," tuturnya.

Dwikorita mengatakan setidaknya ada dua segmen yang di pantau ketat aktivitasnya dan perlu diwaspadai masyarakat yakni Mentawai-Siberut, Sumatera Barat dan Selat Sunda, Banten. 

"Nah ini zona megathrust ini tidak utuh satu, tapi terbagi menjadi 13 segmen diantara itu 11 sudah melepaskan energinya. Periode ulangnya cukup lama bisa ratusan tahun. Namun ada dua segmen menurut pakar gempa dan BMKG yakni segmen Mentawai-Siberut di Sumatera Barat dan segmen Selat Sunda, Banten itu periode ulangnya sekitar 200-an tahun sudah tercapai tetapi belum lepas. Jadi perlu diwaspadai. Kami melihat itu sama dua itu. Tanpa mengabaikan yang lain, tetapi prioritas utama dua itu yang lain semoga tidak setinggi dua itu," kata dia.

Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan pihaknya bersama sejumlah stakeholder terkait bergotongroyong melakukan program kesiapsiagaan gempa bumi dan tsunami. Ia menilai jika hanya satu lembaga yang bergerak tidak akan efektif.

"Tetap kami melakukan program Tsunami Ready dan Earthquake Ready kesiapsiagaan gempa bumi dan tsunami di seluruh wilayah ini bersama BNPB, pakar kegempaan, dari Perguruan Tinggi, BRIN, Badan Geologi, banyak yang terlibat karena areanya ribuan meter kalau satu lembaga gak akan efektif diperlukan gotong royong," ujarnya.

(Kunthi Fahmar Sandy)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement