sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Gibran Ungkap Stok Beras RI Tembus 3,1 Juta Ton, Tertinggi Selama 23 Tahun

News editor Binti Mufarida
10/05/2025 20:32 WIB
Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan stok beras Indonesia saat ini mencapai lebih dari 3,1 juta ton. Angka ini tertinggi dalam 23 tahun
Gibran Ungkap Stok Beras RI Tembus 3,1 Juta Ton, Tertinggi Selama 23 Tahun. (Foto: Inews Media Group)
Gibran Ungkap Stok Beras RI Tembus 3,1 Juta Ton, Tertinggi Selama 23 Tahun. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan stok beras Indonesia saat ini mencapai lebih dari 3,1 juta ton. Angka ini tertinggi dalam 23 tahun terakhir.

Stok beras kita saat ini menyentuh lebih dari 3,1 juta ton, tertinggi selama 23 tahun terakhir. Serapan beras hasil panen petani dari Januari sampai Maret menyentuh 719 ribu ton, tertinggi selama 10 tahun terakhir,” ujar Gibran dalam video monolog yang dibagikan lewat akun YouTube pribadinya dengan judul Hilirisasi Pertanian: Swasembada Pangan dan Petani Naik Kelas, pada Sabtu (10/5/2025).  

Gibran menekankan bahwa Indonesia masih memiliki kekuatan besar di sektor pertanian di tengah kekhawatiran terhadap krisis pangan global yang dipicu oleh meningkatnya populasi dunia, konflik geopolitik, dan dampak perubahan iklim.

“Saat ini jumlah penduduk dunia terus meningkat, diprediksi mencapai 9,4 miliar di 2045 atau naik sekitar 14,7 persen dibanding tahun ini. Artinya kebutuhan pangan ke depan sudah pasti akan meningkat juga,” tegasnya.

Dalam konteks ini, Gibran menilai kemandirian pangan sebagai langkah strategis dan mutlak. Dia menegaskan bahwa kedaulatan pangan tidak hanya soal produksi, tapi juga soal keberlanjutan, efisiensi distribusi, dan nilai tambah melalui hilirisasi.

“Sehingga seperti yang Bapak Presiden Prabowo selalu sampaikan bahwa kemandirian pangan itu penting. Tidak ada satupun negara yang bisa berdiri tanpa pangan. Dan masalah pangan adalah masalah kedaulatan kita sebagai bangsa. Di mana jika suatu bangsa ingin jadi negara maju, maka sektor pangan harus diperhatikan,” kata Gibran.

Indonesia, menurut Gibran, sudah memiliki modal besar. Dengan 28 juta petani, alam yang subur, serta beragam komoditas unggulan, negara ini hanya perlu memperkuat fondasi distribusi dan teknologi pertanian.

Dia memaparkan, pembangunan infrastruktur pendukung seperti bendungan dan irigasi telah dilakukan secara massif. 

“Infrastruktur pendukung juga terus kita tingkatkan. 53 bendungan baru telah selesai dibangun. 45 diantaranya bisa dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian. Sehingga total ada 218 bendungan yang memiliki manfaat irigasi,” katanya.

Tahun ini, pemerintah juga mengalokasikan pembangunan dan perbaikan irigasi untuk mengairi 2 juta hektare lahan pertanian. Selain itu, 366 ribu kilometer jalan produksi desa dibangun untuk mempercepat distribusi hasil panen dari sawah ke pasar.

Namun, Gibran mengingatkan bahwa produksi dan distribusi pangan saja tidak cukup. Perlu penguatan dari sisi teknologi, penelitian, penyimpanan hasil panen, hingga hilirisasi. Salah satu contohnya adalah pengolahan tebu menjadi bioetanol dan bioavtur sebagai alternatif energi bersih.

Di sisi lain, Gibran menyoroti langkah konkret pemerintah dalam mendukung petani, seperti penyederhanaan distribusi pupuk bersubsidi dan pemangkasan regulasi. 

“Distribusi pupuk disederhanakan, 145 regulasi dipangkas, agar lebih dari 14,9 juta petani bisa mengakses pupuk bersubsidi dengan lebih mudah,” katanya. (Wahyu Dwi Anggoro)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement