IDXChannel- Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) Kazuo Ueda mengaku tidak terlalu khawatir dengan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang ke level tertinggi sejak 2008. Hasil imbal obligasi pemerintah Jepang menembus 1,578 persen.
Dilansir Bloomberg, Rabu (12/3/2025), pemerintah Jepang menetapkan ambang batas hasil imbal obligasi utama 1,5 persen. Meski melewati ambang batas, Ueda mengisyaratkan Bank Sentral tak merencanakan tindakan apapun dalam waktu dekat untuk mengatasi hal ini.
"Pemahaman saya adalah bahwa tren kenaikan sejak tahun lalu mencerminkan pandangan pasar mengenai ekonomi dan inflasi, atau pergeseran suku bunga di luar negeri," ujar Ueda pada hari Rabu dalam menanggapi pertanyaan di parlemen.
"Tidak ada kesenjangan yang besar antara pandangan kami dan pandangan pasar," ucapnya.
Untuk itu, BOJ kemungkinan tidak akan masuk ke pasar obligasi dalam waktu dekat. Bank sentral juga mengakhiri program pengendalian kurva imbal hasil pada 2024.
Ueda menyebut tingkat imbal hasil sepenuhnya berasal dari pandangan pasar. Dia menilai wajar jika imbal hasil selalu bergerak karena mencerminkan keadaan pasar.
"Salah satu faktor terbesar yang mendorong imbal hasil jangka panjang adalah ekspektasi pasar mengenai prospek suku bunga jangka pendek. Wajar jika imbal hasil bergerak dengan mencerminkan pandangan-pandangan tersebut," ucapnya.
Komentar Ueda itu memberikan sinyal jika BOJ tetap tenang atas kenaikan imbal hasil obligasi baru-baru ini. Sebelumnya, Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato menyebut ada efek positif dan negatif dari pergerakan tersebut.
Terlepas dari pernyataan Ueda, BOJ disebut terus mengawasi pasar obligasi karena masih memegang sekitar setengah dari seluruh utang pemerintah yang beredar.
(Ibnu Hariyanto)