sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Heboh ASN Ogah Pindah ke IKN Karena Takut Ilmu Hitam, Kemenparekraf: Ini soal Persepsi

News editor Wiwie Heryani
13/08/2024 07:01 WIB
Banyak aparatur negara resah ketika tahu bakal ‘dipaksa’ hijrah. Alasannya pun berbagai macam.
Heboh ASN Ogah Pindah ke IKN Karena Takut Ilmu Hitam, Kemenparekraf: Ini soal Persepsi (FOTO:MNC Media)
Heboh ASN Ogah Pindah ke IKN Karena Takut Ilmu Hitam, Kemenparekraf: Ini soal Persepsi (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Sempat ramai isu Aparatur Sipil Negara (ASN) di kementerian yang mayoritas ogah pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan. 

Banyak aparatur negara resah ketika tahu bakal ‘dipaksa’ hijrah. Alasannya pun berbagai macam. 

Mulai dari skeptis atas iming-iming pemerintah, takut ongkos biaya hidup yang lebih mahal, takut jauh dari keluarga, hingga fasilitas yang dinilai belum memadai. 

Bahkan, baru-baru ini ramai alasan ASN yang ogah pindah ke IKN karena dinilai wilayahnya masih ‘seperti hutan’, cuaca yang lebih panas, hingga dikaitkan dengan kentalnya ilmu hitam dan ‘santet’ di wilayah Kalimantan.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya lantas ikut buka suara. Menurutnya, hal tersebut hanya persepsi saja. 

Ia menilai, masyarakat justru harus membangun persepsi yang positif. Ia lantas mencontohkan Banyuwangi. Daerah yang kerap dikenal sebagai ‘Kota Santet’ itu kini telah memiliki daya tarik wisata yang mendunia.

“Kita belajar ya dari Banyuwangi, terkenal sebagai Kota Santet, tapi nyatanya kan tidak. Ini kan persoalan persepsi. Jadi, kalau persoalan persepsi ya mari kita bangun yang positif,” ujar Nia, dalam ‘The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU)’, di Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin, (12/8/2024)

“Dan disini, perannya siapa? media sangat berperan. Jadi saya mohon bantuan media untuk kemudian kita mengkomunikasikan hal-hal positif dari IKN,” katanya. 

Nia lantas berharap agar para ASN tersebut sesekali bisa diajak berkunjung ke IKN agar persepsi negatif mereka tentang calon ibu kota Indonesia itu bisa terkikis. 

Hal tersebut menurutnya bisa menjadi salah satu langkah agar masyarakat, khususnya kalangan ASN, jadi menyadari bahwa IKN tak seburuk yang mereka pikirkan. 

“Lain kali mesti kita undang kali ya mereka  untuk mengikis persepsi itu. Karena kalau kita ngomongin pariwisata ini tuh bicara persepsi,” tuturnya. 

“Jadi, marilah kita komunikasikan, kita berikan faktanya. Banyuwangi buktinya jadi kota yang seperti itu,” kata dia. 

Sebagai informasi, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas mengatakan, pemindahan ASN ke Ibu Kota Nusantara (IKN) dilakukan secara bertahap mulai tahun ini hingga 2029 melalui tiga prioritas.

Untuk pemindahan prioritas 2 dengan melibatkan 91 unit pejabat eselon 1 di 29 kementerian/ lembaga, yakni jumlah ASN yang pindah ke IKN sebanyak 6.884 pegawai.

Sedangkan prioritas pemindahan ke-3 melibatkan 378 unit eselon 3 di 50 kementerian/ lembaga, dengan jumlah ASN yang pindah ke ke IKN sebanyak 14.237 orang.

Jumlah ASN yang pindah pada masing-masing prioritas ini, di dalamnya termasuk pimpinan instansi, jabatan pimpinan tinggi (JPT) Madya, JPT Pratama, jabatan administrator, jabatan fungsional, dan pelaksana.

Selain pemindahan ASN, untuk mengisi pegawai di IKN juga telah disiapkan berbagai rancangan, seperti rencana pengisian formasi calon pegawai negeri (CPNS) khusus IKN di tahun ini, kemudian ada kuota khusus putra-putri terbaik di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

(Kunthi Fahmar Sandy)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement