sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Hizbullah Tunjuk Pemimpin Baru setelah Kematian Hassan Nasrallah

News editor Wahyu Dwi Anggoro
30/10/2024 09:56 WIB
Kelompok Hizbullah memilih Naim Qassem sebagai pemimpin barunya setelah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan Israel bulan lalu.
Hizbullah Tunjuk Pemimpin Baru setelah Kematian Hassan Nasrallah. (Foto: MNC Media)
Hizbullah Tunjuk Pemimpin Baru setelah Kematian Hassan Nasrallah. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kelompok Hizbullah memilih Naim Qassem sebagai pemimpin barunya setelah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan Israel bulan lalu.

"Dewan Syura Hizbullah setuju untuk memilih Sheikh Naim Qassem sebagai sekretaris jenderal Hizbullah," kata kelompok militan asal Lebanon itu, dilansir dari AFP pada Rabu (30/10/2024).

"Kami akan menjaga api perlawanan tetap menyala," katanya.

Qassem sebelumnya menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal Hizbullah. Israel langsung mengancam akan membunuhnya seperti Nasrallah.

"Tidak akan lama," kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant.

Hashem Safieddine, kepala dewan eksekutif Hizbullah, awalnya diperkirakan akan menggantikan Nasrallah. Namun, ia juga tewas dalam serangan udara Israel tak lama setelah kematian Nasrallah.

Sekutu Hizbullah Palestina, Hamas, yang serangannya pada Oktober 2023 terhadap Israel memicu pertempuran di Jalur Gaza dan sekitarnya, menyambut baik pemilihan Qassem.

"Kami melihat pemilihan ini sebagai bukti kebangkitan," kata Hamas.

Qassem, 71 tahun, adalah salah satu pendiri Hizbullah pada 1982 dan telah menjadi wakil sekretaris jenderal partai tersebut sejak 1991, setahun sebelum Nasrallah mengambil alih pimpinan.

Ia lahir di Beirut pada 1953. Keluarganya berasal dari desa Kfar Fila di wilayah perbatasan dengan Israel.

Perang Israel-Hizbullah meletus bulan lalu setelah hampir setahun terjadi baku tembak lintas batas.

Pada tanggal 23 September, Israel meningkatkan serangan terhadap benteng pertahanan Hizbullah dan mengirim pasukan darat sambil membunuh satu per satu pimpinan kelompok itu.

Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 1.700 orang di Lebanon sejak 23 September, menurut penghitungan AFP dari angka-angka kementerian kesehatan, meskipun jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi karena adanya kesenjangan data.

Militer Israel mengatakan telah kehilangan 37 tentara dalam operasinya di Lebanon sejak memulai operasi darat di sana padal 30 September. (Wahyu Dwi Anggoro)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement