ICW memproyeksikan, kasus korupsi dengan modus suap dan manipulasi saham memanfaatkan pasar modal berpotensi semakin masif terjadi. Gejala-gejala tersebut telah terlihat dari temuan ICW dan PPATK.
Bahkan dia memproyeksi pola korupsi yang semakin canggih meningkat jumlahnya seiring dengan eskalasi politik jelang pemilu. “Semakin dekatnya tahun politik 2024, kerawanan ini akan semakin menguat," ujarnya.
Selain itu, kata Wana, sektor dana desa diproyeksikan ke depan akan tetap menjadi sektor yang paling banyak dikorupsi seiring dengan peningkatan anggaran yang semakin besar.
Ada beberapa sektor lain yang rawan dikorupsi dan biasanya berhubungan dengan pelayanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, pangan berpotensi akan terus digerogoti para koruptor.
Dengan kondisi tersebut, ICW mencatat hampir setiap tahun penindakan kasus korupsi di Indonesia mendapat rapor merah. Bahkan, selama kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak ada penindakan kasus korupsi yang beringas.
"Sementara dari segi jumlah, pola dan modus korupsi ada tren yang kian berkembang," ujarnya.
(FRI)