Pada 2 April, Trump mengumumkan tarif timbal balik sebesar 26 persen untuk barang-barang India, tetapi ia kemudian menunda penerapan tarif tersebut.
Kementerian Luar Negeri India menyatakan, ancaman Trump tidak dapat dibenarkan dan tak masuk akal.
"Impor minyak India dimaksudkan untuk memastikan biaya energi yang terjangkau bagi konsumen India," katanya.
"Seperti negara ekonomi besar lainnya, India akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional dan keamanan ekonominya," ujarnya.
Defisit perdagangan barang AS dengan India mencapai USD45,8 miliar pada 2024, naik 5,9 persen dari 2023, menurut Kantor Perwakilan Dagang AS. (Wahyu Dwi Anggoro)