“Tetapi kalau kita lihat dari sisi korban jiwa, yang paling dominan adalah tanah longsor mulai dari pesisir selatan di bulan Maret, waktu itu masih di puncak musim hujan lebih dari 20 orang dan sekitar 28 jiwa meninggal dunia,” papar Aam.
“Kemudian di Jawa Barat beberapa kali tanah longsor juga cukup signifikan, di Sulawesi Selatan, kemudian balik lagi ke Sumatera Barat meskipun dalam konteks material vulkanik banjir lahar tapi juga ada tanah longsor di beberapa tempat,” tambahnya.
Selain itu, kejadian erupsi gunung api juga cukup intens di 2024 seperti Gunung Ruang, Gunung Ibu, hingga Gunung Lewotobi Laki-laki.
“Dan di 2024 hampir dalam satu semester pertama ini yang jadi atensi kita juga untuk erupsi gunung api cukup intens ya, mulai dari Gunung Ruang, Gunung Ibu sekarang, Lewotobi Laki-laki yang sebenarnya memang sudah dalam posisi status level 3 dari beberapa waktu yang lalu terus kemudian aktif lagi dan seterusnya. Ini menjadi perhatian kita bersama,” pungkasnya.
(DES)