IDXChannel – Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak menjadi viral di media sosial karena percakapan bisnis dengan Plh Dirjen Minerba Kementerian ESDM Idris Sihite.
Hal itu menjadi sorotan publik karena KPK tengah mendalami keterlibatan Idris Sihite dalam kasus dugaan korupsi tukin di Ditjen Minerba Kementerian ESDM. Lalu, seberapa besar harta Johanis Tanak?
MPI coba menilik Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Johanis Tanak berdasarkan situs elhkpn.kpk.go.id, total kekayaan Johanis tercatat sebesar Rp9.063.508.326 atau Rp9 miliar. LHKPN ini, dilaporkan Johanis saat menjabat pimpinan KPK pada 27 Februari 2023 atau laporan periodik tahun 2022.
Dalam LHKPN itu, Johanis tercacat memiliki empat bidang tanah dan bangunan senilai Rp5.015.944.000 atau sekitar Rp5 miliar. Tanah dan bagunan milik Johanis, tersebar di Kota Jakarta Timur dan Kota Karawang.
Selain itu, Johanis juga tercatat memiliki harta bergerak berupa satu unit mobil Toyota Corolla tahun 1997 senilai Rp40 juta dan 1 unit mobil Willys Universal CJ 7 tahun 1980 senilai Rp200 juta.
Johanis, tercatat juga memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp139 juta, surat berharga Rp200 juta, serta kas dan setara kas senilai Rp3,4 miliar.
Adapun, percakapan tentang bisnis antara Jihanis dengan Idris menuai sorotan warganet. Hal itu seperti yang diposting oleh akun Twitter @Dimdim0783. Dari postingan pertama, terdapat tiga buah foto hasil capture percakapan Johanis dengan Idris.
Dalam postingan itu, komunikasi Johanis-Idris terjadi dalam tiga kali dalam waktu yang terpisah. Percakapan pertama, terjadi pada 12 Oktober 2022. Saat itu, Johanis melayangkan sapaan dan meminta untuk dapat berbicara melalui sambungan telepon dengan Idris.
Merespons itu, Idris melayangkan salam kembali ke tanak. Hanya saja, tangkapan layar percakapan itu terputus.
Percakapan kembali terbangun pada 19 Oktoner 2022. Dalam tangkapan layar itu, Johanis mengaku tengah "mencari uang." Bahkan, ia mengaku telah membangun perusaahan hukum dengan bekerja di balik layar.
"Waduh, masi bisalah kita cari duit, saya sudah buka kantor dgn teman, tp sy madi main di belakang layar, kita bisa bergabunglah main di belakang layar RHS cuma tuk konsumsi kita aja," tulis Johanis ke Idris.
"Mantaaaaap pak," demikian respon Idris.
Lantas, Johanis seperti mencurahkan hatinya ke Idris. Johanis mengaku telah terlambat mendirikan perusahaan. Padahal, dirinya kerap diminta untuk membantu perusahaan milik temannya sejak 11 tahun lalu.
"Iya, sy pun agak terlambat tp sejak thn 2012 sy mulai diminta teman2 tuk bantu2 di perusahaan mereka tp tdk full time. Hal tsb sy lakoni krs sy sadar bhw tdk ada pimpinan Kejaksaan yg mau perhatikan kita, jd sy perlu berpikir n menyikapi langkah yg tepat tuk mengatasi kebutuhan hidup di Jkt ini yg penuh tantangan hidup," tutur Johanis ke Idris.
"Sekarang sy mulai coba buka kantor dgn teman, salah 1 kawan saya marga purba, bukan dr Kejaksaan. Kerjaan sy carikan klien, diskusi dgn klien n ikut membuat konsep yg akan dikerjakan nanti teman2 yg maju siang atau negosiasi dgn pihak lawan.
Kalau kita cuma harap gaji, ras (chat terputus)," imbuhnya.
"Bagus sekali pak," balas Idris.
Tangkapan layar percakapan itu pun terputus. Pada 24 Februari 2023. Johanis kembali membangun komunikasi melalui aplikasi pesan cepat dengan Idris. Kala itu, Johanis memulai percakapannya dengan melempar sapaan dan mengajak bertemu Idris.
Johanis bermaksud ingin berdiskusi terkait Izin Usaha Pertambangan (IUP). "Saya mau diskusi aja dulu dr aspek hukumnya. Setidak tidaknya bapak termasuk ahli hukumnya. Terkait dengan 2 putusan peradilan yg sdh inkrah pak, kt mau lanjut operasional," terang Johanis ke Idris.
Bila dilihat lebih rinci waktu percakapan itu, memang pada percakapan pertama dan kedua Johanis belum resmi menjabat sebagai pimpinan KPK. Pasalnya, Presiden Joko Widodo baru melantik Johanis pada 28 Oktober 2022. Namun, Johanis sempat menjalin komunikasi dengan Idris pada 24 Februari 2023 lalu.
(FRI)