sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Intip Kekuatan Militer Israel vs Iran di Tengah Eskalasi Konflik

News editor Maulina Ulfa
19/04/2024 15:08 WIB
Pasar dihebokan dengan kabar serangan balasan Israel kepada Iran pada Jumat (19/4/2024).
Intip Kekuatan Militer Israel vs Iran di Tengah Eskalasi Konflik. (Foto: iranprimer.usip.org)
Intip Kekuatan Militer Israel vs Iran di Tengah Eskalasi Konflik. (Foto: iranprimer.usip.org)

IDXChannel - Pasar dihebokan dengan kabar serangan balasan Israel kepada Iran pada Jumat (19/4/2024). Kabar ini menyebabkan pasar keuangan jatuh karena gelombang perdagangan risk-off menyusul laporan Israel menargetkan situs-situs di Iran, Irak, dan Suriah.

Seorang pejabat AS mengonfirmasi kepada ABC News, rudal-rudal Israel menargetkan sebuah situs yang dikhawatirkan pasar adalah Fasilitas Nuklir Iran, namun pejabat tersebut tidak dapat memastikan apakah situs-situs di Irak dan Suriah juga terkena serangan.

Namun, perkembangan kabar terbaru menyatakan tidak ada serangan rudal terhadap Iran.

Menurut pejabat Iran kepada Reuters, ledakan yang terdengar di Isfahan adalah akibat dari aktivasi sistem pertahanan udara Iran. Pejabat Iran ini menambahkan bahwa tidak ada serangan rudal yang dilakukan terhadap Iran.

Dampak pemberitaan ini membuat pasar keuangan tumbang pada perdagangan sesi Jumat pagi. Merespon kabar ini, indeks saham di Korea Selatan, dan Hong Kong China dan Australia, bursa Jepang hingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merah padam.

Tak hanya itu, harga minyak mentah berjangka (futures) West Texas Intermediate (WTI) dan Brent melonjak lebih dari 3 persen di awal sesi perdagangan.

Harga emas juga naik melampaui USD2.410 per troy ons pada perdagangan Jumat pagi dan kembali menyentuh rekor tertinggi baru (new all-time high/ATH). Emas sempat melesat 1,25 persen karena investor berbondong-bondong memborong aset safe-haven yang didorong oleh meningkatnya risiko geopolitik di Timur Tengah.

Provokasi ini bisa berdampak buruk bagi market ke depan jika tidak segera diselesaikan oleh pihak-pihak berkepentingan.

Perseteruan Iran versus Israel dipicu oleh serangan Israel secara konstan ke jalur Gaza dan menewaskan ribuan rakyat Palestina dalam lima bulan terakhir.

Ketegangan di Timur Tengah dipicu oleh serangan milisi Hamas pada 7 Oktober 2023 kepada Israel dan kemudian meluas menjadi konflik regional.

Eskalasi konflik sangat berbahaya bagi perekonomian dunia mengingat kawasan Timur Tengah, terutama Iran, adalah pemasok minyak bumi utama dunia. Lumpuhnya kawasan ini akan melumpuhkan perekonomian dunia.

Kapasitas Militer Iran versus Israel

Konflik antara Iran versus Israel tidak bisa dilepaskan dari kapasitas militer kedua negara. Melansir Iran Watch, persenjataan rudal Iran adalah yang terbesar dan paling beragam di Timur Tengah.

Pada 2022, Jenderal Kenneth McKenzie dari Komando Pusat Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa Iran memiliki lebih dari 3.000 rudal balistik. Jumlah ini belum termasuk kekuatan rudal jelajah serangan darat yang sedang berkembang di negara tersebut.

Iran telah melakukan perbaikan besar selama dekade terakhir dalam hal presisi dan akurasi rudalnya. Kini, nuklir Iran menjadi ancaman konvensional yang semakin kuat.

Fokus Iran kini pada presisi dan akurasi telah disertai dengan batasan jangkauan rudal yang ditetapkan sendiri yaitu 2.000 km, yang pertama kali diakui secara publik pada tahun 2015.

Namun, Iran dapat mengabaikan batasan tersebut kapan saja, dan Iran telah mengerahkan sistem yang disebut Khorramshahr. yang hampir pasti bisa mencapai jarak yang lebih jauh jika dilengkapi dengan hulu ledak yang lebih ringan.

Dari sisi anggaran, pengeluaran militer terhadap PDB di Iran dilaporkan sebesar 2,59 persen pada 2022.

Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) mencatat, anggaran militer Iran mencapai USD6,8 miliar pada 2022, jauh di bawah anggaran militer Israel yang sebesar USD23,4 miliar. (Lihat grafik di bawah ini.)

SIPRI mengaku melakukan kesalahan perhitungan pada anggaran militer Iran pada 2021 yang awalnya mencapai USD24,6 miliar.

Global Fire Power bahkan mencatat, Iran termasuk ke dalam 15 negara dengan kekuatan militer terbesar per Februari 2024. Iran berada di urutan 14 dari 145 negara.

Dampak koreksi ini cukup signifikan. Angka-angka yang direvisi ini berarti bahwa alih-alih menduduki peringkat ke-14 sebagai negara dengan pembelanja militer terbesar di dunia pada tahun 2021, Iran justru berada di peringkat ke-39.

Pada 2022, pengeluaran militer Iran mencapai USD6,8 miliar. Jumlah tersebut hanyalah sebagian kecil dari pengeluaran militer negara tetangganya, Arab Saudi, yang menghabiskan sekitar USD75 miliar untuk anggaran militer.

Militer Iran, meskipun menimbulkan ancaman di kawasan memiliki sistem rudal dan drone yang murah serta ketergantungan yang besar pada pasukan proksi.

Militer Iran tidak memiliki pesawat canggih, persenjataan, dan sistem lain yang biasanya ditemukan di gudang senjata negara-negara dengan belanja militer terbesar di dunia.

Iran bahkan membelanjakan anggaran militernya lebih sedikit dibandingkan negara kecil seperti Kuwait.

Di lain pihak, Israel selama ini dianggap sebagai proksi Barat di Timur Tengah. Kedekatan Israel dengan Amerika Serikat (AS) membuat negara zionis ini selalu disokong secara pendanaan militer oleh negeri Paman Sam.

Pada 2016, pemerintah AS dan Israel menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) 10 tahun yang ketiga, yang mencakup periode 1 Oktober 2018 hingga 30 September 2028.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement