“Tidak ada standar menu, artinya wajib susu, itu enggak ada. Wajib daging, itu enggak ada. Bahkan pemenuhan karbohidrat bisa saja dengan nasi, bisa saja kami temui ada anak yang punya semacam phobia terhadap nasi, maka karbohidrat diganti kentang,” kata dia.
“Saudara-saudara kita di Papua, pemenuhan karbohidratnya dengan sagu. Jadi, di sini tidak ada standar menu, sekali lagi yang ada adalah standar gizi, standar higienitas dan juga standar tata kelola limbah berkelanjutan,” kata Uki.
Uki menjelaskan bahwa program ini juga tidak hanya untuk anak sekolah namun juga untuk ibu hamil, menyusui, dan anak-anak balita.
"Penerima manfaat ini kan tidak semuanya anak sekolah, ada ibu hamil, ibu menyusui, dan juga anak-anak balita," kata dia.
(Nur Ichsan Yuniarto)