Rosyid menyebut, terjadinya kenaikan harga beras belakangan ini, disebabkan, beras yang ada di Jateng dikirim dulu ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta, kemudian baru dipasarkan lagi masuk ke Jateng. Pola seperti itu memperpanjang rantai distribusi, sehingga harga beras ke pengecer hingga konsumen pasti akan tinggi.
Sebab itulah, Satgas Pangan Polda Jateng mendorong BUMD untuk mau berperan memperpendek distribusi itu hingga ke konsumen.
"Tentu saja dengan tetap mempertimbangkan pemenuhan distribusi beras untuk kebutuhan nasional," sambungnya.
Rosyid menyebut penurunan harga beras yang paling signifikan terjadi di Pasar Peterongan Semarang.
"Turun hingga Rp1.500 (per kg)," katanya.
Meski demikian, dia mengakui di beberapa pasar masih stagnan harganya. Salah satu sebabnya karena para penjual masih menjual beras stok sebelumnya, belum stok baru.