Satu hal besar yang belum diketahui adalah apakah varian baru itu akan menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Para pakar mengatakan tidak ada alasan biologis soal mengapa virus itu akan melemah dari waktu ke waktu. “Sebagian besar penurunan kekuatan virus itu dalam 6-12 bulan terakhir di banyak bagian dunia adalah karena akumulasi kekebalan tubuh – baik melalui vaksinasi maupun infeksi – bukan karena tingkat keparahan virus itu berubah,” ujarnya.
Di China, kebanyakan orang belum pernah terpapar virus corona. Vaksin buatan China yang mengandalkan teknologi lama, menghasilkan lebih sedikit antibodi, dibanding vaksin messenger RNA.
Dr. Gagandeep Kang yang mempelajari virus corona di Christian Medical College di Vellore, India, mengatakan masih harus dilihat apakah virus itu akan mengikuti pola evolusi yang sama seperti di China, seperti terjadi di bagian lain dunia setelah ada vaksin. “Atau apakah pola evolusinya akan benar-benar berbeda?” tanyanya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menyampaikan keprihatinan tentang laporan penyakit parah di China. Rumah sakit-rumah sakit di sekitar kota Baoding dan Langfang, di pinggiran Beijing, mulai kehabisan tempat perawatan intensif dan staf karena melonjaknya jumlah kasus yang parah.