IDXChannel - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah fokus mengeliminasi penyakit yang disebabkan oleh berbagai patogen, termasuk virus, bakteri, protozoa, dan cacing parasit atau disebut NTDs. Neglected Tropical Diseases (NTDs) merupakan penyakit tropis yang terabaikan.
Penyakit NTDs di Indonesia yang diprioritaskan antara lain filariasis, cacingan, schistosomiasis, kusta, dan frambusia.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Maxi Rein Rondonuwu menjabarkan berdasarkan data Kemenkes, sebanyak 236 kabupaten/kota di 28 provinsi di Indonesia merupakan daerah endemis filariasis.
Sebanyak 9.906 kasus kronis filariasis tersebar di berbagai provinsi di Indonesia, sebagian sudah mendapat sertifikasi eliminasi.
"Dari target sebanyak 93, hanya 72 kabupaten/kota yang mencapai eliminasi pada tahun 2021, dan baru ada 33 kabupaten/kota telah mendapatkan sertifikat eliminasi filariasis," ujar dr Maxi dikutip dari Sehat Negeriku laman Kemenkes, Selasa (31/1/2023).
Sementara untuk penyakit cacingan, berdasarkan data Kemenkes pada 2021 terdapat 36,97 juta anak mendapatkan POPM. Hasil survei evaluasi pasca pemberian obat cacing dari 2017 hingga 2021, menunjukkan bahwa terdapat 66 kab/kota yang memiliki prevalensi cacingan di bawah 5%, dan 26 kab/kota yang memiliki prevalensi cacingan diatas 10%.
Kemudian, Schistosomiasis merupakan penyakit endemik di 28 desa di Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Kementerian Kesehatan, melalui Permenkes Nomor 19 Tahun 2018, menargetkan agar schistosomiasis dapat dieliminasi dari 28 desa tersebut pada 2024.
Penyakit keempat ialah Kusta. Sayangnya pada 2021 terdapat enam provinsi dan 101 kab/kota belum mencapai eliminasi kusta, dan 26 provinsi masih memiliki angka cacat tingkat 2 diatas 1 per 1 juta penduduk.
Menurut dr Sri Linuwih, Sp.KK dari RSCM menjelaskan kusta penyakit kulit dan saraf tapi daya tularnya rendah.
"Penyakit ini menular tapi memiliki daya tular yang rendah memerlukan waktu bulanan hingga tahunan. Yang terkena bisa mulai dari anak kecil sampai dewasa, bahkan bayi juga bisa tertular. Penyakit ini dapat diobati dan gratis di Puskesmas,” ungkap dr Sri.
Terakhir merupakan penyakit frambusia yang pada 2021, telah dilakukan sertifikasi pada 55 daerah kabupaten/kota kasus sehingga total kabupaten/kota yang telah mengalamai eradikasi sebanyak 55 kab/kota.
Jumlah kasus frambusia yang dilaporkan pada 2021 sebanyak 185 kasus sebagian besar terdapat di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur. (NIA)