“Jadi kami kurang lebih 15 ton garam untuk pengendalian awan-awan itu, kemudian kami merencanakan setiap hari akan dilakukan tiga sorti penerbangan paling tidak selama 5 hari kemudian akan kami evaluasi,” katanya.
Sementara itu, Dwikorita juga mengimbau petugas dan masyarakat yang melakukan pencarian korban banjir untuk waspada potensi banjir susulan. “Potensi banjir lahar dingin susulan memang kami sampaikan kepada masyarakat agar mewaspadai potensi tersebut dengan cara terus memperhatikan peringatan dini yang disampaikan oleh BMKG," ungkap dia.
“Dan kami juga peringatan dini itu dengan tidak hanya melalui media-media yang biasa kami sampaikan juga di lokasi kami sampaikan juga peringatan tersebut, di Posko itu kami pasang ya peringatan dini tersebut agar masyarakat yang berada di lokasi di Posko itu juga mengetahui dan pihak-pihak yang berwenang ikut menyebarluaskan,” kata Dwikorita.
Dwikorita mengatakan BMKG juga bekerja sama dengan Polda dengan Babinsa, dan berbagai pihak. Dia juga menyarankan ada pengawas atau pemantau sungai sehingga potensi dampak banjir bisa diminimalkan.
“Karena sebetulnya masyarakat juga bisa melihat apabila air sungai ini mulai keruh dan kecepatannya mulai meningkat sebaiknya segera meninggalkan lokasi bantaran sungai apalagi di lembah aliran sungai. Jadi ada koordinasi terutama untuk peringatan dini dan menghindar dari daerah yang berbahaya,” pungkasnya.