sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kurangi Intensitas Hujan, 15 Ton Garam Siap Ditabur di Langit Sumbar

News editor Binti Mufarida
15/05/2024 08:04 WIB
Saat ini telah menyiapkan 15 ton garam untuk operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam rangka mengurangi intensitas hujan di wilayah Sumatera Barat
Kurangi Intensitas Hujan, 15 Ton Garam Siap Ditabur di Langit Sumbar (FOTO:MNC Media)
Kurangi Intensitas Hujan, 15 Ton Garam Siap Ditabur di Langit Sumbar (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan saat ini telah menyiapkan 15 ton garam untuk operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dalam rangka mengurangi intensitas hujan di wilayah Sumatera Barat (Sumbar).

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan TMC ini bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga sejumlah pihak terkait dalam rangka memperlancar proses pencarian korban banjir dan tanah longsor di Sumbar. 

Tercatat, 50 orang meninggal dunia akibat bencana ini. Selain itu, 27 orang hilang masih dinyatakan hilang, 37 orang luka-luka, serta 3.396 jiwa mengungsi.

“Jadi kami berkoordinasi dengan BNPB, Rabu (15/5) mulai melakukan Operasi Modifikasi Cuaca dengan tujuan untuk berupaya mengurangi intensitas hujan, agar bisa memperlancar proses pencarian korban dan normalisasi lingkungan ya karena perlu ada perbaikan jalan, penguatan lereng sungai itu akan sulit untuk dilakukan bila kondisi hujan,” ujar Dwikorita dalam keterangannya, Rabu (15/5/2024).

Dwikorita mengatakan sebanyak 15 ton garam tersebut akan disemai di langit Sumbar dalam waktu 5 hari. Setelah itu, akan ada evaluasi apakah operasi TMC dilanjutkan atau dihentikan.

“Jadi kami kurang lebih 15 ton garam untuk pengendalian awan-awan itu, kemudian kami merencanakan setiap hari akan dilakukan tiga sorti penerbangan paling tidak selama 5 hari kemudian akan kami evaluasi,” katanya.

Sementara itu, Dwikorita juga mengimbau petugas dan masyarakat yang melakukan pencarian korban banjir untuk waspada potensi banjir susulan. “Potensi banjir lahar dingin susulan memang kami sampaikan kepada masyarakat agar mewaspadai potensi tersebut dengan cara terus memperhatikan peringatan dini yang disampaikan oleh BMKG," ungkap dia.

“Dan kami juga peringatan dini itu dengan tidak hanya melalui media-media yang biasa kami sampaikan juga di lokasi kami sampaikan juga peringatan tersebut, di Posko itu kami pasang ya peringatan dini tersebut agar masyarakat yang berada di lokasi di Posko itu juga mengetahui dan pihak-pihak yang berwenang ikut menyebarluaskan,” kata Dwikorita.  

Dwikorita mengatakan BMKG juga bekerja sama dengan Polda dengan Babinsa, dan berbagai pihak. Dia juga menyarankan ada pengawas atau pemantau sungai sehingga potensi dampak banjir bisa diminimalkan.

“Karena sebetulnya masyarakat juga bisa melihat apabila air sungai ini mulai keruh dan kecepatannya mulai meningkat sebaiknya segera meninggalkan lokasi bantaran sungai apalagi di lembah aliran sungai. Jadi ada koordinasi terutama untuk peringatan dini dan menghindar dari daerah yang berbahaya,” pungkasnya. 

(SAN)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement