IDXChannel - Selain dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk lewat, upaya pencegahan demam berdarah dengeu (DBD) kini juga dilakukan dengan melakukan vaksinasi. Metode vaksinasi ini diharapkan dapat mewujudkan Indonesia bebas DBD di 2030.
dr. Fitriani Susanti Peranginangin dari Klinik Spesialis Anugerah mengatakan, saat ini ada 2 jenis vaksinasi DBD yang kerap digunakan rumah sakit ataupun klinik. Dua jenis vaksin ini dikategorikan berdasarkan kelompok usia pasien yang akan divaksin.
Vaksin jenis pertama diperuntukkan bagi kelompok usia 9-18 tahun. Jenis vaksin ini disuntikkan sebanyak 3 kali dengan jarak masing-masing suntikan selama 6 bulan. Sedangkan vaksin jenis kedua, untuk kategori usia 6-45 tahun.
"Vaksin yang usia 6-45 ini yang terbaru. Disuntikkan 2 kali dengan jarak tiga bulan. Harganya juga lebih murah, sekitar Rp1 jutaan. Sementara vaksin untuk usia 9-18 tahun harganya lebih dari Rp 2 Juta. Lebih mahal karena dosisnya juga lebih banyak sampai tiga suntikan," jelas Fitriani usai seminar edukasi bertema 'Mengenal Demam Berdarah & Pencegahannya' di VIP Room Dawala, Restoran Koki Sunda, Jalan Hasanuddin, Kota Medan, Sabtu (25/11/2023).
Seminar edukasi bertema 'Mengenal Demam Berdarah & Pencegahannya' ini merupakan hasil kerjasama MNC Life Assurance bersama Klinik Spesialis Anugerah Medan dan PT Takeda.
"Saat ini kita bekerja sama denggan MNC Life. Kita membantu nasabah terpilih dari MNC Life untuk divaksinasi agar aman. Asuransi bukan hanya untuk pengobatan, tapi kita bantu jga dengan vaksinasi," tambahnya.
Untuk mendapatkan vaksinasi, kata Fitriani, ada empat kriteria yang harus dipenuhi oleh pasien. Pertama, pasien tidak memiliki gangguan imunitas, seperti mengidap penyakit yang harus dikemoterapi. Kedua, pasien tidak mengalami gejala seperti HIV/AIDS atau sedang terjangkit penyakit tersebut.
"Ketiga, tidak sedang menyusui bagi pasien ibu, dan tidak memiliki riwayat alergi atau ketidakcocokan dengan komponen di dalam vaksin, bagi pasien yang pernah divaksin DBD," jelasnya.
Fitriani menjelaskan, pasien yang terjangkit DBD biasanya mengalami demam dengan rasa nyeri di bagian mata, sendi dan tulang. Pasien kerap kali juga mengalami mual dan muntah.
"Untuk indikasi awal. Kalau mengalami seperti itu, sebaiknya segera ke dokter untuk diperiksa. Biasanya dokter akan memberikan terapi untuk tiga hari. Jika setelah tiga hari tidak ada perubahan, meski demam menurun, sebaiknya tetap ke dokter untuk pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan darah. Karena kalau sudah seperti itu biasanya positif DBD," jelasnya.
Terapi awal selama tiga hari perlu dilakukan, karena dokter tak langsung bisa menggunakan antibiotik untuk melawan virus DBD. Itu karena gejala demam yang dialami pasien tidak selalu terkait dengan DBD.
"Penyebab demam itu banyak. Tidak selalu DBD. Sehingga kita tidak mungkin langsung memberikan antibiotik. Kita berikan obat demam dulu, kalau tidak ada perubahan dalam tiga hari baru kita lakukan pemeriksaan lanjutan," jelas Fitriani.